Konsep Bangunan Rumah Tahan Gempa
- Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat
resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseIuruh
dunia. Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa
rata-rata setiap tahun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang
mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, membuat konsep bangunan rumah tahan gempa
menjadi sebuah pertimbangan dalam membangun rumah idaman, terutama bagi
Anda yang berada di kawasan rawan gempa. Berikut ini Blog Rumah
Minimalis akan berbagi informasi mengenai rumah tahan gempa, berdasarkan
analisa data dari Kementrian Ristek sebagai berikut:
Konsep Dasar Rumah Tahan Gempa
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat
seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak
lepas/runtuh akibat gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara lain
dengan cara membuat sambungan yag cukup kuat diantara berbagai elemen
tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat. Konsep
rumah contoh yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi
(KMNRT) tidak hanya mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja, akan
tetapi mencakup konsep pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat
dalam membangun rumah, serta aspek kemudahan pelaksanaan.
Pondasi Rumah Tahan Gempa
Pondasi menggunakan sistem pondasi batu kali menerus, dimana hubungan
antara sloof dengan pondasi dipergunakan angker setiap 0.5 meter. Hal
ini dimaksudkan supaya ada keterikatan antara pondasi dengan sloof,
sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan antara ponadsi dengan sloof
tidak lepas.
Dinding : Rumah Tahan Gempa
Dinding yang dipakai merupakan perpaduan antara kebiasaan masyarakat
setempat yang menggunakan material kayu dan dinding yang terbuat dari
batu-bata. Untuk menyatukan dinding dengan kolom maupun sloof,
dipergunakan angker yang dipasang pada jarak 0.3 meter. Untuk mengatasi
adanya gaya horisontal akibat gempa, maka pada dinding di pasang
pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang cukup lebar seperti :
pintu, jendela harus dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini
balok lintel disatukan dengan kayu kusen atas.
Kolom : Rumah Tahan Gempa
Kolom menggunakan material kayu dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu
ukuran 2 x 5/10. Pemakaian ukuran yang ada dipasaran, dimaksudkan untuk
memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk menahan gaya geser akibat
gempa, maka pada ujung bawah kolom dipasang plat berbentu U yang ditanam
dalam adukan beton sloof.
Untuk menjamin adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka
kuda-kuda, maka salah satu batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan sampai
ke kolom. Sementara itu untuk menghindari terlepasnya kusen
pintu/jendela, maka batang horisontal kusen pintu/jendela.
Atap : Rumah Tahan Gempa
Kuda-kuda menggunakan material kayu dengan atap menggunakan seng. Metoda
sambungan yang dipergunakan sangat sederhana, hal ini untuk memudahkan
masyarakat dalam mencontoh. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan
menjaga stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk segitiga.
Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya menggunakan
batang pengaku dan batang pengaku di badan bangunanyang biasa disebut
dengan batang lintel Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah
sambungan antar batang horisontal jangan terletak pada titik buhul, hal
ini untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai antara
sambungan tarik dan sambungan tekan.
Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini
dimaksudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat
atap yang dipergunakan adalah seng yang cukup panas .
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon